BUDIANTO
KEIKHLASANKU /I/
Hidup tak lagi berarti
Jika tak menatap
Disamping ada yang menanti
Aku kenyang dengan kesenangan
Mereka lapar dengan pemberian
Haknya terampas
Dari oknum-oknum
Bertopengkan jabatan
Aku harus bisa menjadi wali
Dari orang-orang yang mabuk
Kekayaan
KEIKHLASANKU /II/
Sadar
Kepunyaanku tak sebanding
Dari kepunyaan mereka
Tapi aku ikhlas
Memberikan sebagian
Yang kupunya
SEPIKU MALAM INI
Dalam heningnya malam
Kuberlayar mengarungi kesedihan
Menatap rembulan yang bersinar
Seakan redup tertutup awan
Sembilu hatiku
Saat ingin berlari
Menggapai kebahagiaan
Yang kucari
Malam ini aku hanya
Ingin menikmati
Sunyi ini dengan sendiri
Biarkan saja menjadi saksi
KASIH DI UJUNG SAMUDERA
Andai waktu tak lagi tergapai
biarkan sekucir kicauan rindu
bernyanyi dipangkuan
melayarkan dahaga kenangan
menyelimuti tubuh di tepi samudera
ingin ku berlabuh
bersaing dengan gulungan
ombak bergandengan
demi gadis pujaan
yang terus membayang
TAK SEBENING EMBUN PAGI
Biarlah angin yang bercerita
tentang asmara yang masih membara
walau masih ada kuntuman setia
simpanlah agar tak lagi hanyut
seperti hari kemarin
BINTANG MASIH TEMARAM
Jangan takut untuk mencoba
selagi bintang masih temarang
menjaga kita dan semuanya
yang masih terdiam
disudut kamar kota
RIWAYAT KEHAMPAAN
Telah ku ukir jejak-jejak langkah
yang memburu musafir cahaya
berlabuh di pengembaraan kehidupan
namun tak jua aku dapatkan
SAJAK UNTUKMU
Lewat hiasan rasa
mengingat bayangmu yang telah tiada
tak pernah kembali meski sekejap mata
melepas dahaga rindu
yang semakin menjelma
untaian kata mutiara kupersembahkan
mengiringi langkahmu
ke alam yang berbeda
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar